Wednesday, May 9, 2012

Sepucuk surat darinya.

Kupandangi langit yang biru dengan awan putih yang menari nari .... Kupandangi juga burung burung yang berterbangan dengan sayapnya yang indah.. Aku teringat kembali, akan kejadian itu.. kejadian yang sampai saat ini, masih berbekas di benakku...

"Kumohon jangan tinggalkan aku mina !! aku mohon ! kamu sahabat terbaik yang aku punya ! " Jeritku frustasi ketika mendapati raga sahabatku,Mina sedang terbaring sekarat di rumah sakit siang itu. Bagiku, siang itu bagaikan malam yang suram dan gelap. Seperti suasana hatiku saat ini. Ia hanya membentuk senyum simpul di wajah cantik nya yang pucat.

"Ris,semua manusia pasti mati. Kini saatnya aku mati.Sebelum itu, terimalah sepucuk surat dariku ini " ucapnya pelan sambil menyerahkan surat dari tangannya.aku hanya mengambilnya dan langsung mengalihkan pandangan lagi kepadanya.

Lama kelamaan matanya menutup. Air mataku tak bisa berhenti bercucuran.

"Terima kasih". Itulah kata terakhirnya, yang selalu terbayang bayang di fikiranku. Sampai saat ini aku masih sedih, dan heran. Suratnya ia tulis dengan huruf yang tak kumengerti.

Matahari mulai menyinari langit, yang sedari tadi mendung. " Panas" Ya. hari itu memang panas. Surat itu masih ada di tanganku. aku pun menutupi wajahku dengan surat itu. Seketika mataku terbelalak. Surat itu terbaca !

Untuk sahabatku,
Risa.

Ris, aku udah merasa sebentar lagi aku akan mati. Tubuhku, tanganku, kakiku , semuanya kaku. Penyakit ini semakin menggerogoti tubuhku. 

Pesan terakhirku padamu, jangan menangis dan sedih jika aku mati. Agar aku bisa tersenyum di atas sana. Terima kasih atas segalanya. Kamu sahabat terbaik yang aku punya. Jangan galau kalau dapat nilai jelek. tak ada manusia yang sempurna.

Ris,ambillah saputangan di kamarku, tepatnya di bawah bantal pink kesukaanku, yang suka kita pakai perang bantal. kau pasti tau kan ? Jagalah itu sebagai kenang kenangan. Maafkan kalo ada salah. Bye,

Mina.

Air mataku pun mengalir dengan derasnya, walau tak direncanakan. Aku menangis sejadi jadi nya. Sekarang aku mengerti, surat itu harus diarahkan ke cahaya agar bisa terbaca. Terimakasih mina. Sekarang aku udah gak sedih lagi. Demi kamu, aku gak akan sedih lagi.

No comments: